RAPBN 2010...Defisit Anggaran dan Rasio Utang Menurun, Kinerja Ekonomi Pemerintah Yang Semakin Membaik Atau...?



Defisit anggaran tahun 2010 direncanakan mencapai Rp 98 triliun atau 1,6 persen dari Gross Domestic Product (PDB). Jumlah ini mengalami penurunan sampai sebesar Rp 35 triliun jika dibandingkan dengan target yang direncanakan dalam perubahan RAPBN 2009 sebesar Rp 133 triliun atau 2,5 persen dari PDB dan APBN 2008 sebesar 2,1% dari PDB.


Selain dari itu, rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) pada akhir tahun 2010 diperkirakan akan menurun dari sekitar 57 persen pada tahun 2004, menjadi sekitar 30 persen pada tahun 2010. Pemerintah merencanakan untuk menggunakan sumber-sumber pembiayaan dalam negeri sekitar Rp 107,9 triliun, dan pembiayaan luar negeri neto diperkirakan sebesar negatif Rp 9,9 triliun untuk memenuhi defisit itu. Penurunan rasio utang pemerintah itu akan makin memperkuat struktur ketahanan fiskal, sejalan dengan tujuan untuk mencapai kemandirian fiskal yang berkelanjutan. Selain itu, penurunan rasio utang itu juga membuktikan tekad bangsa untuk membangun Indonesia dengan semaksimal mungkin menggunakan sumber daya sendiri.


Adapun, komponen RAPBN 2010 lainnya yang patut dicatat adalah pendapatan negara dan hibah direncanakan mencapai Rp 911,5 triliun atau meningkat Rp 38,8 triliun dibandingkan sasaran RAPBN perubahan tahun 2009. Sedangkan, Belanja negara direncanakan mencapai Rp 1.009,5 triliun atau yang berarti lebih tinggi sebesar Rp 3,8 triliun dari yang dianggarkan dalam RAPBN-P 2009.


Pemerintah juga menargetkan penerimaan pajak sebesar Rp 729,2 triliun, Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) Rp 180,9 triliun, alokasi belanja pemerintah pusat sebesar Rp 699,7 triliun, alokasi anggaran kementerian/lembaga sebesar Rp 327,6 triliun, alokasi anggaran Departemen Pendidikan sebesar Rp 51,8 triliun, alokasi anggaran Departemen Pertahanan sebesar Rp 40,7 triliun, dan alokasi anggaran Departemen Pekerjaan Umum Rp 34,3 triliun. Alokasi anggaran Departemen Agama Rp 26 triliun, alokasi anggaran Departemen Kesehatan Rp 20,8 triliun, alokasi anggaran Departemen Perhubungan Rp16 triliun, dan alokasi anggaran Kepolisian Negara Rp 25,8 triliun.


Asumsi ekonomi makro lainnya adalah : untuk pertumbuhan ekonomi sekitar 5 persen. Tingkat inflasi 5 persen. Nilai tukar rupiah rata-rata Rp 10.000/dollar AS. Suku bunga sertifikat bank indonesia (SBI) tiga bulan rata-rata 6,5 persen. Harga minyak mentah ditetapkan 60 dollar AS per barrel serta lifting minyak mentah mencapai 965.000 barrel per hari. Apakah kinerja pemerintah dibidang ekonomi telah baik? Secara Makro memang baik, tapi yang rakyat tahu hanyalah tolak ukur kesejahteraan mereka apakah telah meningkat atau tidak...Dapatkah pemerintah menjawabnya? Kitalah yang kelak yang hasrus menjawabnya sebagai calon birokrasi dipemerintahan sesuai dengan fungsinya masing-masing...
(Sumber : Kompas.com)

(Tomi W)

0 komentar: